Senin, 02 Februari 2015

Puisi Mama untuk Papa

Tanggal 4 Februari 2015 ini, nyokap dan bokap gua genap 25 tahun ngerayain kebersamaan pernikahannya. Gua tiba tiba sedih dan terharu karena diem diem nyokap gua puitis juga, bikin puisi buat bokap gua yang super menguras air mata (menurut gua). so this is her poem :)




Separuh Hidupku
Papa..,
Sudah separuh hidupku
kujalani bersamamu.
Dan hari ini, di hari ulang tahun perkawinan kita ke-25, aku mau sampaikan :
sepanjang waktu itu,
tak pernah aku berhenti mencintaimu.
Ya,.. tentu saja ada masa-masa
dimana Aku sempat putus asa
Godaan..cobaan dan ujian datang silih berganti
Tapi aku percaya,..
itu cuma kelebatan-keleb atan
fragmen-fragmen
dalam romansa hidup yang cukup panjang
Tak ada lakon tanpa figuran, bukan Pap ?
Dan kita sama-sama tahu, siapa lakon sebenarnya.

Papa..,
Tak kupungkiri
Aku sering mengalami masa-masa sulit denganmu
Ketika engkau ter-PHK dan tak memiliki kerja
Ditambah lagi godaan syeiton diluaran sana..
Itu moment paling rentan dalam perkawinan kita
Aku bagai memegang gelas kristal yang rapuh
Yang bila salah menyentuh,
akan tergelincir, pecah, dan menimbulkan luka.

Ketahuilah Pap,
Itu sungguh tidak mudah
Beberapa kali aku mencoba berlari
tapi aku selalu ingin kembali.
Dua puluh lima tahun sejak kau lamar aku di rumah Teluk
Kujalani hidup bersamamu
Sungguh beruntung, Tuhan menuntunku ke arahmu
Kau yang mencintaiku apa adanya
tak hendak mengubahku,
membiarkanku menjadi diri sendiri.
Masih jelas dalam ingatanku
Kau datang ke Bukopin Lampung dengan cueknya
Ternyata.. tidak diduga Kau memperhatikanku
Aku  terpesona dengan ketampananmu
Mungkin itulah moment aku memilihmu.
Dalam perjalanan karirku,..
kau adalah angin untuk kepak sayapku,
arus gelombang yang mendorong laju perahuku,
hingga aku dapat terbang tinggi dan berlayar jauh
ke tempatku berdiri sekarang.
Aku bukan lagi Lili kecil dan remaja yang lemah…sering sakit-sakitan
Sejak kita menikah Kau membuatku menjadi kuat…tegar  dan mandiri

Papa…,
Maafkan aku atas ratusan, bahkan ribuan
pertengkaran kita yang diwarnai air mata.
Namun… mari kita syukuri saja Pap
berapa banyak pasangan seusia kita
yang masih bisa saling bercerita
di setiap malam menjelang tidurnya.
Terimakasih atas segala yang kau curahkan
atas setiap hal kecil yang kau lakukan,
dan atas tiga buah hati yang kau hadirkan,
yang membuatku menjadi ibu yang bangga,
Usiaku kini memasuki 50th
Separuhnya telah kujalani bersamamu
dalam perkawinan yang dipenuhi riak gelombang
Angin sepoi dan badai topan
Putus asa dan harapan
Tawa dan airmata
Marah dan cinta

Papa..
Kalau boleh aku meminta hadiah dihari ulang tahun perkawinan ini
Cintailah aku seperti dulu
Ketika pertama kali kau bilang kau mencintaiku
dan mau melamarku….
25 tahun yang lalu
di rumah sederhana di Teluk Betung.
percayalah Pap..,
Apapun yang pernah terjadi dalam romansa kehidupan kita
tak pernah sekalipun aku berhenti mencintaimu
Aku kan selalu setia mendampingimu.
Semoga di senja usia kita
Topan badai sudah reda
Tangis dan airmata sirna
Dan kita tetap bergandengan tangan menuju surga
Aamiin..

Bogor, 4 Februari 2015
Love You….


Doain ya supaya nyokap bokap gua tetep langgeng sampai kapanpun :)